Kamis, Mei 08, 2008

seks Pranikah..?? "NO WAY..!!"

Di dalam suasana kebebasan informasi seperti yang kita alami sekarang ini,
di antara kita dapat dipastikan sudah pernah atau bahkan sering mendengar
istilah pergaulan bebas, seks bebas, seks pranikah, hamil di luar nikah, aborsi,
dan lain-lain. Informasi semacam itu, misalnya, bisa kita dapatkan di media
massa dan lainnya.

Istilah-istilah tersebut juga rasanya akrab di telinga kita karena yang demikian
tidak jarang juga terjadi di lingkungan kita. Kita yang masih remaja ini memang
menjadi perhatian banyak pihak. Tapi, jeleknya kadang kita hanya dijadikan
obyek saja. Dan kita sendiri pun kadang kurang waspada terhadap informasi
yang kita terima. Apakah itu informasi yang positif bagi kita atau justru
informasi yang bakal menjerumuskan kita. Dalam kondisi seperti itu, udah barang
tentu kita enggak bisa hanya menyalahkan lingkungan sosial kita. Yang lebih
dibutuhkan enggak lain adalah sikap waspada dari kita sendiri untuk tidak
terpengaruh dengan informasi yang negatif tersebut.

Banyak faktor

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya aktivitas seks pranikah. Ada yang
bisa kita kategorikan sebagai faktor internal, yaitu karena hal-hal yang datang
dari dalam, tetapi juga ada faktor eksternal, yaitu dari luar diri yang bersangkutan.
Faktor luar, misalnya, karena pengaruh berbagai informasi yang salah dan bahkan
dapat menyesatkan berkenaan dengan kesehatan reproduksi dan seksual. Biasanya
informasi itu diperoleh dari teman yang tidak memiliki pemahaman yang benar
tentang kesehatan reproduksi dan seksual. Juga bisa diperoleh dari berbagai
media seperti VCD ataupun buku-buku yang dikategorikan porno, termasuk berbagai
tayangan acara di TV yang semakin vulgar saja belakangan ini. Contoh lain
dari faktor luar adalah adanya kesempatan yang dapat mendorong untuk melakukan
hubungan seksual.

Faktor internal

Lalu, bagaimana dengan faktor internal? Seperti yang sering diungkapkan dalam
Curhat ini, kita sebagai remaja tuh sedang mengalami masa yang disebut dengan
"pubertas". Pada gilirannya, kita juga mengalami berbagai perubahan
secara fisik, psikologis, dan sosial. Perubahan itu terjadi karena mulai aktifnya
hormon seks dalam tubuh kita. Bagi yang cowok, hormon seksnya disebut testosteron,
diproduksi secara terus-menerus oleh testis. Sedangkan hormon seks cewek adalah
estrogen dan progesteron, diproduksi dalam ovarium secara bersiklus. Hormon
seks inilah yang menimbulkan ciri seksual sekunder dan mengakibatkan timbulnya
dorongan seksual dalam diri kita.

Hormon seks tersebut dapat sangat besar pengaruhnya dalam menimbulkan dorongan
seksual karena hormon seksual itu baru saja aktif berfungsi secara optimal.
Namun, pada sisi lain kadar hormon ini sering kali belum stabil. Karena itu,
dorongan seksual ini sebenarnya tumbuh secara alami. Dari peristiwa inilah
lalu mulai timbul perilaku seksual, yaitu tindakan atau perbuatan yang dilakukan
yang didasari dengan dorongan seksual, antara lain untuk memuaskan hasrat
seksual. Salah satu perilaku seksual tersebut yaitu berhubungan seks sebelum
menikah.

Akan tetapi, apa pun alasannya, sebisa mungkin deh kita hindari hubungan
seks sebelum menikah. Ada segambreng faktor yang menyebabkan kita tidak boleh
melakukan hubungan seks sebelum menikah. Misalnya karena alasan agama, norma,
budaya, bahkan alasan psikologis. Efek melakukan hubungan seks sebelum menikah
itu berupa tekanan maupun gangguan yang bisa tidak saja kita alami, tetapi
juga dialami oleh pasangan kita.

Akibat

Ada beberapa akibat yang bakal dirasakan bagi yang melakukan hubungan seks
sebelum menikah. Misalnya, rasa bersalah maupun takut karena mendapatkan cemooh
dari masyarakat ataupun hujatan dari keluarga, merasa melanggar norma agama,
kehilangan keperawanan (bagi cewek), sanksi hukum jika itu melibatkan orang-orang
yang di bawah umur, khawatir si cowok tidak mau menikahi atau bertanggung
jawab.

Dengan berbagai perasaan salah dan takut seperti itu, bukan enggak mungkin
nantinya bisa menjadikan diri kita tidak sehat sosial maupun psikologis. Apalagi
jika yang bersangkutan kemudian hamil sebelum menikah, terpaksa menikah, atau
malah melakukan pengguguran kandungannya. Semuanya itu tentu memiliki risiko.

Pengaruh negatif dari hubungan seks sebelum menikah itu tidak saja berhenti
sampai sebelum menikah. Ketika akhirnya menikah pun, bukan enggak mungkin
pengaruh tersebut akan terbawa-bawa. Sebut aja karena pengaruh trauma yang
dialami cewek, kepuasan dalam hubungan seksual dengan suaminya jadi berkurang.
Begitu pun dengan kemungkinan terjadinya perselingkuhan hubungan seksual di
luar nikah dan sebagainya.

Seorang ahli pernah bilang bahwa hubungan seks sebelum menikah selalu membawa
gangguan psikologis dan penyesalan yang berkepanjangan. Memang sih, rasa nyesal,
kecewa, maupun akibat psikologis lainnya yang berkenaan dengan hubungan seks
sebelum menikah ini kadang juga bisa sangat tergantung dari pandangan individu,
bahkan juga kelompok sosialnya tentang hal tersebut. Misalnya, jika perilaku
hubungan seks sebelum menikah itu mengakibatkan konflik terbuka dengan masyarakatnya,
maka pengaruhnya dapat menjadi sangat serius. Seperti akan muncul gangguan
psikologis seperti rasa malu, hina, putus asa, bahkan kadang sampai terjadi
percobaan bunuh diri.

Nah, tekanan dan gangguan seperti yang disebut-sebut diatas ujung-ujungnya
dapat menimbulkan gangguan fungsi seksual seperti impotensi, vaginismus, disparenia,
frigiditas, anorgasmus, dan ejakulasi dini, yang bisa berlanjut sampai masa
pernikahan.

Berikut beberapa gangguan seksual yang dapat dialami oleh cowok dan cewek,
seperti disebutkan di atas.

Gangguan pada Cowok:

Impotensi: Jika itu yang terjadi sebagai akibat dari faktor psikologis, maka
gangguan itu muncul misalnya karena perasaan khawatir yang berlebih-lebihan,
takut kalau ceweknya hamil, dan lain-lain.

Jika cowok mendapatkan ejakulasi sebelum terjadi atau beberapa detik setelah
penetrasi, ini misalnya dapat terjadi karena rasa cemas akibat takut dosa
atau ketahuan orang lain, dan lain-lain.

Gangguan pada Cewek:

Frigiditas: Kelainan yang mengakibatkan perempuan tidak atau kurang mempunyai
gairah seksual. Ini misalnya bisa terjadi karena hubungan psikologis seperti
cewek tidak senang dengan pasangan seksualnya, perasaan malu, takut atau perasaan
bersalah, di samping bisa juga karena faktor organik.

Anorgasmus: Tidak tercapainya orgasme/kepuasan ketika berhubungan seks ini
bisa terjadi misalnya cewek mengalami frigiditas, atau juga karena gangguan
dan tekanan psikologis akibat hubungan seks sebelum menikah.

Vaginismus: Kejang dari 1/3 bagian bawah otot vagina. Ini bisa karena cewek
memiliki pengalaman buruk pada hubungan seks sebelum nikah.

Disparenia: perasaan sakit yang timbul pada saat melakukan hubungan seksual.

Tidak ada komentar: