Rabu, Agustus 13, 2008

Bundo Kanduang

Bundo Kanduang

Bundo kanduang adalah panggilan terhadap golongan
wanita di Minangkabau,artinya Bundo adalah Ibu dan
Kanduang artinya Sejati. Jadi, ibu sejati yang
memiliki sifat-sifat keibuan dan kepemimpinan.

Adat Minangkabau yang memiliki sistem matrilineal,
artinya garis keturunandiambil berdasarkan silsilah
ibu, diungkapkan dalam gurindam adat Minang
berikut:


Bundo kanduang limpapeh rumah nan gadang
Umbun puruak pagangan kunci
Umbun puruak aluang bunian
Pusek jalo kumpulan tali
Sumarak dalam kampuang
Hiasan dalam nagari
Nan gadang basa batuah
Kok hiduik tampek banasa
Kok mati tampek baniak
Kaundang-undang ka Madinah
Kapayuang panji ka sarugo

Maksud gurindam diatas, adat Minangkabu memberikan
beberapa keutamaan dan pengecualian terhadap wanita,
sebagai tanda kemuliaan dan kehormatan yang diberikan
kepada Bundo Kanduang, yang berguna untuk menjaga
kemuliaan danagar martabat Bundo Kanduang tidak jatuh.

Adapun keutamaan bundo kanduang di Minangkabau adalah:


Keturunan ditarik dari garis ibu
Garis keturunan ditarik dari garis ibu (matrilineal),
sehingga seorang anakyang dilahirkan oleh seorang
perempuan minang dari suku (misalnya Malayu)baik
laki-laki atau perempuan akan bersuku Malayu pula.
Tujuannya adalah agar manusia dapat menghormati dan
memuliakan kaum ibu yang telah melahirkannya.
Dan juga, menurut adat Minangkabau seorang ibu akan
lebih banyak menentukan watak dari manusia yang
dilahirkannya,seperti kata pepatah:


Kalau karuah aie di hulu
Sampai ka muaro karuah juo
Kalau kuriak induknyo
Rintiak anaknyo
Turunan atok ka palambahan


Rumah tempat kediaman
Menurut adat Minangkabau, rumah diperuntukkan untuk
kaum perempuan dan bukan untuk laki-laki. Hal ini
dikarenakan laki-laki secara kodrat lebih kuat
dibandingkan perempuan.Mengingat pentingnya peranan wanita
dalam kehidupan dan juga kodratnya yang lemah, maka Adat
Minangkabau lebih mengutamakan perlindungan terhadap kaum
wanita. Sesuai dengan pepatah adat:


Nan lamah ditueh
Nan condong ditungkek
Ayam barinduak
Sirieh bajunjuang


Sumber Ekonomi
"Sawah ladang banda buatan" yang merupakan sumber ekonomi
menurut adat Minangkabau, untuk pemanfaatannya lebih
diperuntukkan untuk kaum wanita.Walaupun begitu,
bukan berarti kaum laki-laki tidak dapat memanfaatkannya
sama sekali.


Penyimpanan Hasil Ekonomi
"Umbun puruak pagangan kunci, umbun puruak aluang bunian"
maksudnya bahwa sebagai pemegang kunci hasil ekonomi adalah
bundo kanduang (wanita).Rangkiang sebagai lambang tempat
penyimpanan diletakkan di depan rumah gadang yang ditempati
oleh bundo kanduang.Sesuai dengan kodrat perempuan
yang lebih ekonomis dibandingkan dengan kaumpria, maka
hukum adat mempercayakan kepada perempuan untuk memegang
dan menyimpan hasil sawah dan ladang.


Hak Suara dalam musyawarah
Di dalam adat Minangkabau, perempuan mempunyai hak
yang sama dalam musyawarah. Setiap ada sesuatu hal yang
akan dilaksanakan dalam kaum atau persukuan, maka suara
dan pendapat wanita juga ikut menentukan.

Fungsi Bundo Kanduang

Adapun fungsi bundo kanduang menurut adat Minangkabau
adalah:

Limpapeh rumah gadang
Limpapeh adalah tiang tengah dalam sebuah bangunan,
pusat kekuatan dari tiang-tiang lainnya. Apabila tiang
tengah ambruk, maka tiang yang lainnya akan berantakan.

Pengertian limpapeh disini sendiri menurut adat Minangkabau
adalah seorang bundo kanduang yang telah meningkat menjadi
seorang ibu. Jadi, ibu sebagai seorang limpapeh rumah gadang
adalah tempat meniru, teladan. "Kasuri tuladan kain, kacupak
tuladan batuang, satitiak namuah jadi lawik, sakapa buliah
jadi gunuang." Seorang ibu bertugas membimbing dan mendidik
anak yang dilahirkan dan semua anggota keluarga lainnya di
dalam rumah tangga.

Umbun puruak pagangan kunci.
Apabila seorang wanita sudah menikah, maka tugasnya akan
bertambah. Kalau tugas itu dijalankan dengan ikhlas serta
hati yang tulus, akan mendatangkan kebahagian dalam rumah
tangga.

Pusek jalo kumpulan tali.
Sebagai pengatur rumah tangga, bundo kanduang
sangat menentukan baik atau buruknya anggota keluarga.
Untuk itu diperlukan:

Ilmu pengetahuan
Sebagai pengatur rumah tangga, seorang bundo kanduang
haruslah memiliki ilmu pengetahuan yang cukup, seperti
ilmu dalam mengatur ekonomi keluarga, etiket dan
hal lainnya.

Sifat dan sikap terbuka
Sifat dan sikap seorang bundo kanduang haruslah ramah,
"tahu tinggi jo randah, budi baiek baso katuju",
sopan dan santun, riang gembira, "capek
kaki indak panaruang, ringan tangan indak pamacah."


Sumarak dalam nagari, hiasan dalam kampuang
Sebagai anggota masyarakat, bundo kanduang haruslah
memiliki rasa malu baik didalam berpakaian, bertutur kata,
bergaul dan hal lainnya. Bundo kanduang haruslah
menghilangkan sifat-sifat "bak katidiang tangga bingkai,
bak payuang tabukak kasau, alun diimbau alah datang, alun
dijujai alah galak,bak kacang diabuih ciek, bak lonjak
labu dibanam."

Nan gadang basa batuah, ka undang-undang ka Madinah,
ka payuang panji ka sarugo Sebagai lambang kebanggaan dan
kemuliaan yang dibesarkan dan dihormati serta diutamakan dan
dipelihara, wanita Minang juga harus memelihara diri serta
menundukkan diri dengan aturan agama Islam.


Lah bauriak bak sipasin
Kok bakik alah bajajak
Abih tahun baganti musim
Sandi adat nan dianjak

Batang aua paantak tungku
Pangkanyo sarang limpasan
Ligundi di sawah ladang
Sariak indak baguno lai

Mambuhua kalau mambuku
Maukia jokok mangasan
Budi kok kalihatan dek urang
Iduik indak paguno lai

Tidak ada komentar: