| Sumando adalah hubungan adat yang  terjadi antara seorang lak-laki   dalam suatu suku dengan kaum keluarga suku lainnya di Minangkabau, sebagai   akibat pernikahannya dengan seorang perempuan dalam suku tersebut. Maka dalam hal ini sumando   manyumando ini, berdiri adat didalammnya. 1. Tantangan sumando   manyumando, yang sama-sama senagari,
 nan selingkung aur,
 nan berjumbai daun,
 
 atau yang berbatasan tanah;
 
 jauh   nan buliah  ditunjuakkan
 dakek nan buliah dikakokkan
 malompek lai basitumpu
 mancancang lai basangkalan,
 badiri adat tantang itu
 nan batali buliah dihirik
 nan batampuak buliah dijinjiang.
 2. Sewaktu marapulai telah sampai si rumah anak daro,   maka dia disambut menurut adat, disongsong dengan sirih di carano yang   ditutupi kain dalamak. Sedangkan yang bertugas menyambut marapulai tersebut   adalah urang sumando pula. Selanjutnya dia pulalah yang membawa marapulai   naik ke atas rumah gadang serta mendudukannya di tempatnya. 3. Marapulai didudukkan   ditempatnya, yaitu membelakang ke bilik dalam dan menghadap ke luar rumah,   maksudnya ialah di rumah isterinya itu dia bernama urang sumando dan harus   selalu bisa menempatkan diri pada posisi yang telah ditentukan. Dia tidak   boleh mencampuri urusan harta pusaka dan tidak ikut bertanggung jawab didalam   masalah-masalah yang timbul dalam keluarga isterinya itu, kecuali apabila dia   sebagai urang sumando diajak duduk sehamparan dalam membahas sesuatu masalah   yang memerlukan kehadiran urang sumando.Dalam duduk sehamparan itupun dia harus tahu bahwa setiap kata yang   dikatakannya bukanlah "kata mamak" akan "kata urang   sumando". Kata mamak adalah "kata manurun", sedangkan urang   sumando "kata malereng".
 Sehubungan dengan kedudukannya, didalam adat disebutkan bahwa urang sumando   itu adalah :
 
 mangabek indak arek
 mamancuang indak putuih
 
 maksudnya adalah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, dia tidak   boleh
 
 memakan menghabiskan
 mencencang memutuskan
 
 dirumah nan bermamak, kampuang nan bertua. Walaupun pekerjaan baik sekalipun   yang akan dilakukannya didalam rumah isterinya itu, maka wajib baginya   membawa kata dengan mufakat  dengan mamak rumah. Hak mamak tersebut   dilambangkan dengan tempat duduknya didalam rumah gadang, yaitu membelakang   ke luar dan menghadap ke bilik dalam.
 4. Urang sumando harus   manyadari benar bahwa kedudukannya dirumah isterinya itu tidak berurat   berakar. Statusnya sebagai urang sumando didalam adat disebutkan sebagai :
 langau di ikua kabau
 lacah di kaki
 abu diatas tunggua
 
 Seorang laki-laki di Minangkabau harus menyadari bahwa dia mempunyai   dwifungsi kepemimpinan didalam hidupnya, yaitu sebagai kepala keluarga di   dalam rumah isterinya dengan tugas, tanggung jawab dan wewenang  sesuai   dengan "kode etik" urang sumando, dan juga sebagai tanggung jawab   mamak rumah dalam keluarga ibunya dengan tugas, tanggung jawab dan wewenang sesuai   dengan "kode etik" mamak rumah.
 Dalam tugas dwifungsinya itu hendaklah dia melaksanakan  ketentuan yang   disebutkan dalam adat :
 
 anak dipangku
 kamanakan dibimbiang
 
 Apabila laki-laki tersebut bersikap "indak nan labiah pado bini",   sehingga melalaikan tanggung jawabnya terhadap ibu, dunsanak dan   kemenakannya, ataupun dia berbuat sekehendaknya dirumah anak isterinya   sehingga melupakan  batas-batas wewenangnya sebagai urang sumando, maka   dapatlah dikatakan bahwa laki-laki tersebut kurang :
 
 batunjuak bajari
 
 oleh ibu bapak dan mamaknya atau termasuk katagori :
 
 indak baguru baraja
 
 sebagai urang sumando. Hendaknya disadari bahwa apapun dapat terjadi dalam   hidup ini, termasuk hubungan suami isteri tersebut :
 
 saiyo babana, sataka bacarai
 jikok carai nan basuo,
 bukuak padang babalah buluah,
 pinang pulang katampuaknyo,
 ayam pulang ka pautan.
 
 Bila masalah perceraian yang disebut, maka berdiri pula adat didalamnya,   yaitu :
 
 carai hiduik baponih surek
 carai mati beranggun-anggun;
 
 Terbang langau di ekor kerbau, hanyut lacah di kaki dan hilanglah abu diatas   tunggul, kembalilah si laki-laki kerumah ibunya atau dunsanak lemenakannya   dengan fungsi mamak rumah atau tungganai.
 5. Selanjutnya apabila   sumandi manyumando itu terjadi dari satu nagari ke nagari lain atau dari satu   luhak ke luhak yang lain, hal itu disebut :
 tali tarantang indak putuih
 sangkutan tagantuang indak patah
 indak lapuak dek hujan
 indak lakang sabab dek paneh
 
 Penyebutan dengan ungkapan demikian, karena orang dalam tiga luhak bila   ditelusuri masih mempunyai hubungan satu sama lain, setidak-tidaknya   mempunyai hubungan adat.
 Ada beberapa sebutan atau julukan terhadap fungsi urang sumando itu, bila   dilihat dari sudut cacad dan celanya, sedangkan dari sudut yang terbaik hanya   satu julukan yaitu :
 
 "urang sumando ninik mamak"
 
 yang sangat didambakan semua pihak.
 Adapun pengertian urang sumando ninik mamak antara lain adalah :
 
 kok kusuik sato manyalasaikan
 kok karuah sato mampajaniahan
 
 Bila terjadi silang selisih dalam rumah nan bermamak.
 kaganti bumi dengan langik
 kaganti cincin dengan gelang
                    payuang panji tampek balinduangkaganti si tawa jo si dingin
                    panjang nan ka mangareksingkek nan mambilai.
 Untuk itulah diperlukan   pengertian tentang falsafah yang terkandung di dalam pakaian kebesaran   tersebut.Maka semua hal itu hanya dapat diketahui anak kemanakan yang muda-muda,   apabila diterangkan oleh  seorang mamak kepada mereka. Seangkan mamak   tersebut barulah akan dapat memberikan ajarannya apabila dia sendiri sudah   menghayati pula tentunya.
 | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar